DIkunci Coy

Kamis, 11 Desember 2014

Ilmu Budaya Dasar

Ilmu budaya Dasar
Potong Gigi sebagai Peralihan dari Masa Remaja ke Dewasa.

Disusun oleh :


Nama: Ngakan Nyoman G
NPM : 27214903
Kelas : 1EB42





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Bali adalah sebuah Pulau di Indonesia yang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok dengan Ibukota Provinsinya ialah Denpasar. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya. Budaya – budaya di bali ada banyak dan ber ragam muai dari tarian , alat musiknya dan kegiatannya. Salah satu kebudayaan yang menonjol adalah Budaya Potong gigi. Potong gigi termasuk kategori yadnya, Yadnya adalah Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). (diambil dari : http://www.babadbali.com/canangsari/pa-yadnya.htm ) Dengan demikian jelaslah bahwa yadnya mempunyai arti sebagai suatu perbuatan suci yang didasarkan atas cinta kasih, pengabdian yang tulus iklas dengan tanpa pamerih. karena kita sadar bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan segala isinya pula. Penciptaan Tuhan ini didasarkan atas korban suci-Nya, cinta dan kasih-Nya sehingga alam semesta dengan segala isinya ini termasuk manusia dan mahluk-mahluk hidup lainnya menjadi ada, dapat hidup dan berkembang dengan baik. Hyang Widhilah yang mengatur peredaran alam semesta berserta segala isinya dengan hukum kodrat-Nya. Didalam Yadnya ada namanya upacara Potong gigi, Upacara Potong gigi atau Metatah/Mepandes termasuk dalam kategori yadnya. sebenarnya yadnya dibagi menjadi 5 yaitu Dewa Yadnya , Bhuta Yadnya, pitra yadnya, Rsi yadnya dan manusa Yadnya. Potong gigi termasuk ke dalam kategori Manusa Yadnya karena Manusa Yadnya adalah korban suci demi kesempurnaan hidup manusia, jadi manusia setelah lahir dalam agama hindu harus melaksanakan namanya Manusa Yadnya untuk mencapai kesempurnaan sperti selametan setelah lahir , potong gigi (yang akan dibahas) hingga ke perkawinan atau pawiwahan, tetapi yang dibahas disini adalah potong gigi karena menurut penulis potong gigi atau metatah adalah suatu upacara keagamaan yang unik didalam agama hindu maka dari itu penulis akan membahas dari pengertian hingga makna yang terkandung dalam upacara adat tersebut, yang akan di bahas selanjutnya .







PEMBAHASAN

A.      Manusa Yadnya .

Apa itu manusa yadnya ?
Manusa Yadnya adalah korban suci bertujuan untuk memelihara hidup dan membersihkan lahir bathin manusia Pembersihan lahir bathin manusia sangat perlu di lakukan selama hidupnya, karena kebersihan itu dapat menimbulkan adanya kesucian. Dengan kebersihan tersebut, manusia akan dapat berpikir, berkata dan berbuat yang benar sehingga dapat meningkatkan dirinya ke taraf hidup yang lebih sempurna.(dikutip dari link : http://www.hindubatam.com/upacara/manusa-yadnya.html dengan sedikit pengubahan)
Pelaksanaan Upacara Yadnya berpedoman pada ajaran agama dan merupakan warisan leluhur  yang sudah mendarah daging dalam sendi sendi kehidupan umat Hindu di Bali, dan masih terus jalankan sampai saat ini. 

B.      Penjelasan Potong gigi / metatah

Potong gigi.

Potong gigi ? Metatah ? Apa itu ?
Metatah atau potong gigi mengandung falsafah yaitu untuk menghilangkan sifat – sifat sadripu yang ada pada diri manusia sebelum lanjut ke Metatah sebelumnya akan dijelaskan dulu apa itu sad ripu. Sad Ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti musuh. Jadi secara harfiah Sad Ripu berarti enam musuh yang berada dalam diri manusia. Bagian – bagian sad ripu yaitu sbb  :
1.      Kama
Yang pertama adalah kama , kama ini berarti  hawa nafsu. Hawa nafsu disini yang dapat menjerumuskan manusia ke arah yang buruk jika dilakukan secara berlebihan. hendaknya manusia harus bisa mengekang hawa nafsu mereka menuju kebaikan yang berguna untuk dirinya dan dunia ini.
2.      Lobha
Yang kedua adalah Lobha berarti tamak atau rakus yang sifatnya negative sehingga merugikan orang lain. Lobha yang sifatnya negative akan menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan kejahatan karena merasa tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya
3.      Krodha
Yang ketiga adalah krodha, Krodha berarti kemarahan. Orang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya akan menyebabkan kerugian pada diri sendiri maupun orang lain.


4.      Moha
Yang keempat adalah moha , moha sendiri berarti kebingungan. Kebingungan yang dapat menyebabkan pikiran menjadi gelap sehingga seseorang tidak dapat berfikir secara jernih. Hal ini akan menyebabkan orang tersebut tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
5.      Mada
Yang kelima adalah mada. Mada berarti mabuk. Orang mabuk pikiran tidak berfungsi secara baik. Akibatnya timbulah sifat – sifat angkuh, sombong, takabur dan mengucapkan kata – kata yang menyakitkan hati orang lain.
6.      Matsarya
Yang terakhir adalah Matsarya berarti dengki atau iri hati. Hal ini akan menyiksa diri sendiri dan dapat merugikan orang lain. Orang yang matsarya merasa hidupnya susah, miskin, ya yang buruk-buruk intinya, sehingga ia akan menyiksa batinnya sendiri. Selain itu bila iri terhadap kepunyaan orang lain maka akan menimbulkan rasa ingin memusuhi, berniat jahat, melawan dan bertengkar,menyakiti, sehingga merugikan orang lain.

Sebenarnya disamping yang sudah dijelaskan tadi upacara potong gigi juga mengandung maksud suatu harapan pelunasan hutang orang tua yang sangat mengasihi dan mencintai anak- anaknya (Dikutip dari Buku Manusa Yadnya, Seri IV Upakara Yadnya, 2004,Penerbit Paramitha Surabaya, Hal 69-70.Tentang Metatah/Potong gigi) Metatah / potong gigi sebenarnya dilakukan oleh remaja perempuan maupun laki – laki yang belum menikah dan mulai beranjak dewasa. Metatah boleh dilakukan ketika masih keaadan belum menikah / belum melakukan pawiwahan, karna apabila sudah menikah tapi belum menikah berarti ia membawa gigi kotor, yang dimaksud adalah perbuatannya jadi jangan sampai ketika menikah ia menjadi tamak , lobha , kama ,mada, matsarya atau sejenisnya .
            Dibali, acara metatah ini dikelompok kan menjadi beberapa yaitu sbb :
1.      Memenuhi kewajiban orang tua, ibu-bapa, karena telah memperoleh kesempatan untuk beryajna, menumbuh-kembangkan keperibadian seorang anak, sehingga anak tersebut mencapai kedewasaan, mengetahui makna dan hakekat penjelmaan sebagai umat manusia.
2.       Secara spiritual, seseorang yang telah disucikan akan lebih mudah menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi, para dewata dan leluhur, kelak bila yang bersangkutan meninggal dunia, Ātma yang bersangkutan akan bertemu dengan leluhurnya di alam Piṭṛa (Piṭṛaloka).

Berdasarkan keterangan dalam lontar Pujakalapati dan juga Atmaprasangsa, maka upacara Mapandes mengandung tujuan, sebagai berikut:


1.     Melenyapkan kotoran dan cemar pada diri pribadi seorang anak yang menuju tingkat kedewasaan. Kotoran dan cemar tersebut berupa sifat negatif yang digambarkan sebagai sifat Bhuta, Kala, Pisaca, Raksasa dan Sadripu yang mempengarhui pribadi manusia, di samping secara biologis telah terjadi perubahan karena berfungsi hormon pendorong lebido

2.     Dengan kesucian diri, seseorang dapat lebih mendekatkan dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa, para dewata dan leluhur. Singkatnya seseorang akan dapat meningkatkan Sraddha dan Bhakti kepada Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3.     Menghindarkan diri dari kepapaan, berupa hukuman neraka dikemudian hari bila mampu meningkatkan kesucian pribadi.


4.     Merupakan kewajiban orang tua (ibu-bapa) yang telah mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk menumbuh-kembangkan kepribadian seorang anak.

Berdasarkan rangkaian upacara Mapandes yang dilaksanakan, maka makna yang dikandung dari rangkaian upacara tersebut adalah sebagai berikut:

a. Magumi Padangan. Upac
ara ini disebut juga Masakapan Kapawon dan dilaksanakan di dapur, mengandung makna bahwa tugas pertama seseorang yang sudah dewasa dan siap berumah tangga adalah mengurus masalah dapur (logistik). Seseorang diminta bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup keluarga di kemudian hari.

b. Ngekeb. Upac
ara ini dilakukan di meten atau di gedong, mengandung makna pelaksanaan Brata, yakni janji untuk mengendalikan diri dari berbagai dorongan dan godaan nafsu, terutama dorongan negatif yang disimboliskan dengan Sadripu.

c. Mabhyak
ala. Upacara ini dilakukan di halaman rumah, di depan meten atau gedong, mengandung makna membersihkan diri pribadi dari unsur-unsur Bhūtakāla, yakni sifat jahat yang muncul dari dalam maupun karena pengaruh dari luar (lingkungan pergaulan).

d. Persaksian dan persembahyangan ke Pamarajan. Upac
ara ini mengandung makna untuk:

a.     Memohon wara nugraha Hyang Guru dan leluhur (kawitan) bahwa pada hari itu keluarga yang bersangkutan menyelenggarakan upacara potong gigi.

b.    bersujud kpd ibu-bapak, sebagai perwujudan dan kelanjutan tradisi Veda, seorang anak wajib bersujud kepada orang tua nya karena orang tua juga merupakan perwujudan dewata .

c.     Ngayab Caru Ayam Putih, simbolis sifat keraksasaan dinetralkan dan berkembangnya sifat-sifat kedewataan.

d.    Ngrajah gigi, menulis gigi dengan aksara suci simbolis sesungguhnya Hyang Widhilah yang membimbing kehidupan ini melalui ajaran suci yang diturunkan-Nya, sehingga prilaku umat manusia menjadi suci, lahir dan batin.

e.     Pemahatan taring, simbolis Sang Hyang Widhi Siva) yang telah menganugrahkan kelancaran Kala.
e.   Upacara di tempat (bale) Mapandes. Setelah selesai upacāra di pamarajan, maka remaja yang mengikuti upacāra Mapandes kembali ke gedong untuk selanjutnya menuju tempat upacāra Mapandes dilaksanakan, adapun rangkaian dan makna upacāra yang dikandung adalah sebagai berikut:

a)      upacara ini seperti simbolik Sang Hyang Siva memotong taring putra-Nya, yakni Bhatara Menyembah dewa Surya untuk mempermaklumkan sekaligus memohon persaksian-Nya.

b)      Menyembah Bhatara Smara dan Bhatari Ratih, agar senantiasa dimbimbing ke jalan yang benar, sekaligus memohon benih yang terkandung dalam diri masing-masing, jangan sampai ternoda hingga kehidupan berumah tangga melalui perkawinan di kemudian hari.

c)      Memohon Tirtha kepada Bhatara Smara dan Bhatarì Ratih, sebagai simbol telah mendapat restu dan perkenan-Nya.

d)      Ngayab Banten Pangawak Bale Gading, untuk memohon kekuatan lahir dan batin, karena masa pubertas penuh dengan tantantangan hidup termasuk dorongan nafsu yang jahat.

e)      Mepandes, yakni dilaksanakannya upacara panggur guna menyucikan diri pribadi dari gangguan Sadripu.

f)       Menginjak banten paningkeb, mengandung makna selesainya upacara Mapendes, dengan Sadripu dan Catur Sanak telah memperoleh penyucian.

g)      Menikmati Sirih, simbolis kehidupan baru telah dimulai dengan bermacam kenikmatan hidup dan tantangan, dan Sang Hyang Siva beserta Panca Dewata senantiasa akan melindunginya.

h)      Kembali ke tempat Ngekeb, mengandung makna kembali melakukan tapa brata, menyucian diri, lahir dan batin.

i)        Mejaya-jaya, yakni mengikuti upacara yang dipimpin oleh Pandita (Sulinggih) berupa pemercikkan Tìrtha, yang mengandung makna yang bersangkutan telah dan senantiasa akan memperoleh kemenangan dalam menghadapi godaan dan dorongan untuk berbuat jahat.

j)        Mapinton. Upacara ini mengandung makna mempermaklumkan kehadapan Sang Hyang Widhi, para dewata dan leluhur, bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan upacara Mapandes dan senantiasa memohon bimbingan dan perlindungan-Nya.

Sarana / Upacara Mepandes/Metatah / Potong gigi .

Dalam upacara potong gigi ini disiapkan sarana yang akan digunakan, seperti berikut ini :
(dikutip dari Buku Panca Yadnya. 2008, Widya Dharma Denpasar, hal 73-74)
Ø  Sajen sorohan dan suci untuk persaksian kepada sang hyang widhi wasa.
Ø  Sajen pabyakaonan , prayascita , panglukutan, alat untuk memotong gigi nya beserta perlengkapannya semisal : cermin, alat pengasah gigi , sebuah cincin permata dan tempat tidur yang sudah di hias sebelumnya
Ø  Sajen peras daksina, ajuman dan canang sari , kelapa gading dan 1 buah bokor.
Ø  Alat pengganjal yang dibuat dari potongan kayu dadap , tebu
Ø  Pengurip – urip yang terdiri dari kunir serta canangan lengkap dengan isinya
Dalam potong gigi/mepandes/metatah upacara ini dilaksanakan oleh pendeta/pinanditha dan dibantu oleh praktisi langsung. Waktu pelaksanaanya pun harus bersamaan dengan upacara meningkat dewasa , serta temapt pelaksanaannya potong gigi/metatah/mepandes dilakukan dirumah dan di pemerajan.

Tata cara pelaksanaan Potong Gigi/mepandes/Metatah
1.      Yang diupacarai terlebih dahulu mabhyakala dan maprayascita.
2.      Setelah itu dilanjutkan dengan muspa ke hadapan Siwa Raditya memohon kesaksian.
3.      Selanjutnya naik ke tempat upacara menghadap ke hulu. Pelaksana upacara mengambil cincin yang dipakai ngerajah pada bagian-bagian seperti: dahi, taring, gigi atas, gigi bawah, lidah, dada, pusar, paha barulah diperciki tirtha pesangihan.
4.      Upacara dilanjutkan oieh sangging dengan menyucikan peralatannya.
5.      Orang yang diupacari diberi pengganjal dari tebu dan giginya mulai diasah, bila sudah dianggap cukup diberi pengurip-urip.
6.      Setelah diberi pengurip-urip dilanjutkan dengan natab banten peras kernudian sembahyang ke hadapan Surya Chandra dan Mejaya-jaya.

Urutan Upacaranya yaitu sbb berikut :
1.       Setelah sulinggih ngarga tirta,mereresik dan mapiuning di Sangah Surya,maka mereka yang akan mepandes dilukat dengan padudusan madya,setelah itu mereka memuja Hyang raitya untuk memohon keselamatan dalam melaksanakan upacara
2.       Potong rambut dan merajah dilaksanakan dengan tujuan mensucikan diri serta menandai adanya peningkatan status sebagai manusia yaitu meningalkan masa anak-anak ke masa remaja.
3.       Naik ke bale tempat mepandes dengan terlebih dahulu menginjak caru sebagai lambing keharmonisan,mengetukkan linggis tiga kali (Ang,Ung,Mang) sebagai symbol mohon kekuatan kepada Hyang Widhi dan ketiak kiri menjepit caket sebagai symbol kebulatan tekad untuk mewaspadai sad ripu.
4.       Selama mepandes,air kumur dibuang di sebuah nyuh gading afar tidak menimbulkan keletehan.
5.       Dilanjutkan dengan mebiakala sebagai sarana penyucian serta menghilangkan mala untuk menyongsong kehidupan masa remaja.
6.       Mapedamel berasal dari kata “dama” yang artinya bijaksana.Tujuan mapedamel setelah potong gigi adalah agar si anak dalam kehidupan masa remaja dan seterusnya menjadi orang yang bijaksana,yaitu tahap menghadapi suka duka kehidupan,selalu berpegang pada ajaran agama Hindu,mempunyai pandangan luas,dan dapat menentukan sikap yang baik, karena dapat memahami apa yang disebut dharma dan apa yang disebut adharma.Secara simbolis ketika mepadamel,dilakukan sebagai berikut :
• Mengenakan kain putih,kampuh kuning,dan selempang samara ratih sebagai symbol restu dari Dewa Semara dan Dewi Ratih (berdasarkan lontar Semaradhana tersebut).
• Memakai benang pawitra berwarna tridatu (merah,putih,hitam) sebagai symbol pengikatan diri terhadap norma-norma agama.
• Mencicipi Sad rasa yaitu enam rasa berupa rasa pahit dan asam sebagai simbol agar tabah menghadapi peristiwa kehidupan yang kadang-kadang tidak menyenangkan, rasa pedas sebagai simbol agar tidak menjadi marah bila mengalamai atau mendengar hal yang menjengkelkan, rasa sepat sebagai symbol agar taat ada peraturan atau norma-norma yang berlaku, rasa asin sebagai simbol kebijaksanaan, selalu meningkatkan kualitas pengetahuan karena pembelajaran diri, dan rasa manis sebagai symbol kehidupan yang bahagia lahir bathin sesuai cita-cita akan diperoleh bilamana mampu menhadapi pahit getirnya kehidupan, berpandangan luas, disiplin, serta enantiasa waspada dengan adanya sad ripu dalam diri manusia.

7.       Natab banten,tujuannya memohon anugerah Hyang Widhi agar apa yang menjadi tujuan melaksanakan upacara dapat tercapai.
8.       Metapak,mengandung makna tanda bahwa kewajiban orang tua terhadap anaknya dimulai sejak berada dalam kandungan ibu sampai menajdi dewasa secara spiritual sudah selesai,makna lainnya adalah ucapan terima kasih si anak kepada orang tuanya karena telah
memelihara dengan baik,serta memohon maaf atas kesalahan-kesalahan anak terhadap orang tua,juga mohon doa restu agar selamat dalam menempuh kehidupan di masa datang.



Kesimpulan
KESIMPULAN :

Dari serangkaian upacara diatas dapat kita pahami bahwa dalam diri setiap manusia sejak mereka dilahirkan sudah terdapat sifat yang tidak baik, bila tidak dikendalikan dapat mengakibatkan hal- hal yang tidak baik/diinginkan, juga bisa merugikan dan membahayakan bagi anak-anak yang akan beranjak dewasa kelak dikemudian hari. Dengan melakukan upacara Mepandes ini anak yang sudah dewasa diingatkan dan diajarkan untuk tidak terjerumus dalam perbuatan yang dilarang agama dan bisa menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Upacara potong gigi biasanya disatukan dengan upacara Ngeraja Sewala atau disebutkan pula sebagai upacara “menek kelih”, yaitu upacara syukuran karena si anak sudah menginjak
dewasa,meninggalkan masa anak-anak menuju ke masa dewasa.
Prosesi potong gigi ini memang membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena prosesinya membutuhkan beberapa kelengkapan sesajen dan juga banyak keluarga yang hadir.Mahalnya biaya membuat orang Bali lebih memilih ritual Metatah ini dilakukan berkelompok untuk menghemat biaya.









DAFTAR PUSTAKA

1.      Putu surayin, Ida AyuPengertian Potong gigi, Dikutip dari Buku Manusa Yadnya, Seri IV Upakara Yadnya, 2004, Penerbit Paramitha Surabaya, Hal 69-70.Tentang Metatah/Potong gigi.
2.      Sarana dan Upacara mepandes dikutip dari:  Buku Panca Yadnya. 2008, Widya Dharma Denpasar, hal 73-74
3.      Wiana, I Ketut, 2002. “Makna Upacara Yajña dalam Agama Hindu”. Paramita Surabaya

4.      Diambil dari http://www.hindubatam.com/upacara/manusa-yadnya.html diakses tanggal 6 Desember 2014

5.      Pengertian Manusa yadnya dikutip dari : http://www.hindubatam.com/upacara/manusa-yadnya.html , diakses tanggal 7 desember 2014, dengan sedikit pengubahan.

Minggu, 12 Oktober 2014

Pengalaman PPSPPT Universitas Gunadarma

Selamat Pagi , Salam Sejahtera Bagi kita semua . 

begitulah kata - kata yang gue denger pertama duduk di Audiotorium gunadarma hahaha. perkenalan dulu gue nyoman, maba gunadarma jurusan akuntansi. haha pas itu gue ppsppt tgl 25 agustus huft gaada temen yang dikenal pula , yang kenal juga cuman dikit itu juga beda jurusan yekan, ada yang sama tapi dia tgl 8 sept beda banget haha, tp beruntung temen- temen gue yang ppsppt univ tgl 8 sept (sebagian) dimajuin jd tgl 25 Hahahaha. akhirnya !!!




                                               Universitas Gunadarma Kampus Karawaci
Pas tanggal 25 Agustus itu gue berangkat dari rumah jam 8.00 padahal acara mulai jam 8.30 zzz gue naik motor biar cepet secepat kijang wkwkw. gue berangkat bareng kepin untungnya kepin setia nungguin hha. nyampe sono jam 8.15 karna jarak dari rumah gaterlalu jauh. nyampe sono gue langsung absen dan nulis ukuran almet dan disuru naik ke lantai 8 (Ruang Audiotorium), Tp pada bandel , pada masih nunggu di pintu masuk alesannya klasik (nunggu temen) sampe di usirin suruh naik keatas wkwk.. ada yang pura - pura ke wc ato apalah biar bareng temen wkwkw :( .
 nyampe di atas diruang auditorium , gue bingung. iya bingung orang kaga ada yg kenal. yaudah gue duduk di bagian laki - laki (soalnya tempat duduknya dipisah antar laki - laki dan perempuan) duduk di belakang agak pinggir nah iya disitu haha. sambil nunggu, gue temen - temen yang lain pada dateng sampe lama banget dan acara dimulai ...


Satu per satu dosen dateng dan memberikan materi penjelasan masalah kampus gunadarma yang sekarang udah ada dimana - mana , trus mahasiswanya juga udah banyak banget (tahun ini paling banyak) gatau udah berapa intinya sih banyak. yangg di bahas pas ppsppt itu ada 3 sebenarnya yaitu 

  • pengenalan kampus Univ. Gunadarma
  • penjelasan administrasi 
  • pengenalan kegiatan kemahasiswaan gitu gitu 
ya banyak deh yang dijelasan dari titik - titik kampus dimana aja dari yng di depok sampe yg baru nih di Karawaci dijelasin semua haha keren kan gunadarma uwedeeh . Gunadarma ini berbasis IT jadi semuanya berhubungaan dengan internet deh beh mantep dah pokonya. 

setelah di beri penjelasan gitu gitu . kita semua di pisah - pisah yang jurusan manajemen ke kelas ini gitu haha ya disitu di jelasin semuanya ampe abissssss bis bissss . haha  
       jam sudah menunjukan pukul 13.30 Saat pulang kerumah dan tgl 9 sept balik lagi ke kampus cie udah resmi jd anak kampus haha buat sosialisasi tik bye see you ntr nge blog lagi pengalaman pas sosialisasi tik . Byee
Mini Rage Face Happy Smiley Mini Rage Face Happy SmileySparkly Smiley Star